23 April 2013


Dr. Tan Shoat Yen: “Obat BUKAN JAWABAN”

Ia mendidik pasiennya agar mengubah gaya hidup, tak tergantung pada obat dan tidak dibohongin dokter. Prinsipnya, pasien harus punya otonomi terhadap tubuh sendiri.

Cobalah berkunjung ke klinik dr. Tan Shot Yen diwilayah Bumi Serpong Damai pada pukul 11 dihari kerja. Anda akan melihat dr. Tan menghadapi beberapa pasien. Sekilas, Anda mungkin berpikir dokter sedang marah-marah. Padahal ia sedang menjelaskan tentang gaya hidup sehat pada pasien barunya. Pasalnya, memang begitu gaya dr. Tan, menjelaskan dengan suara keras. Bila kita simak ucapannya, semua yang dijelaskannya sangat penting dan membukakan mata.

“Kesalahan pasien dalam berobat hanyalah mencari tahu ‘bagaimana’. Bagaimana caranya menurunkan tensi, menurunkan kadar gula, menguruskan badan, menghilangkan senewen atau sakit di jemari. Jika Anda Cuma tanya ‘bagaimana’, Anda akan jatuh menjadi sekadar konsumen. Pertanyaan terpenting adalah mengapa Anda sampai sakit?” urainya.

Wanita 45 tahun ini memang tak mau punya pasien yang yang mengharapkan pil atau tongkat ajaib untuk membereskan tubuhnya. “Saya mau pasien yang taking ownership of their own body. Itu badan anda. Buat apa dokter yang sok tahu menyuruh ini-itu? Yang benar buat dokter belum tentu benar buat Anda.” Wah, dokter yang satu ini tampaknya memang lain dari yang lain.


Mendorong Gaya Hidup Sehat

Perbedaan mencolok dr. Tan dibanding dokter lain pada umumnya adalah ia tidak mudah memberi obat. Rata-rata pasien yang keluar dari ruang prakteknya tidak menggenggam resep. Kalaupun ada resep, biasanya hanya vaitamin dan omega-3, tergantung kondisi pasien.

“Sampai kapan seseorang mau tergantung pada obat-obatan? Apakah setelah mengonsumsi obat dia benar-benar sembuh? Jawabannya tidak. Karena begitu obat berhenti, dia sakit lagi. Berapa banyak dokter hanya bertanya ‘sakit apa’ lalu berkata ‘ini obatnya’? Dia tidak memberikan pendidikan atau menjelaskanasal usul penyakit. Pasien juga bego, padahal dia harusnya memahami perannya dalam menciptakan penyakitnya,” jelas dr. Tan.

Sebagai ganti resep, dr. Tan memberikan pencerahan tentang gaya hidup sehat yang harus dijalani setiap orang. „Saya yakin semua dokter tahu bahwa diabetes, stroke, dan kanker adalah penyakit gaya hidup. Tapi pertanyaannya, seberapa jauh seorang dokter mau fight untuk memperbaiki gaya hidup pasiennya? Karena, penanganan pertama pasien seharusnya perubahan gaya hidup. Bila gagal, baru obat-obatan boleh dicoba.”

Dr. Tan mencontohkan, pasien yang sakit lutut akan disuruh minum obat, dioperasi, atau diganti tempurung lututnya. Padahal, titik beratnya adalah bobot tubuhnya. Jika si Pasien mengubah pola makan dan gaya hidup, berat badannya susut dan keluhan lututnya akan hilang. “Ibaratnya, mobil Mercedes pasti turun mesin kalau diisi bensin bajaj. Coba ganti dengan bensin super, pasti larinya kencang.”


Perubahan pola makan yang dianjurkan dr. Tan mungkin terdengar ekstrem. Ia mengimbau pasiennya untuk berhenti mengonsumsi gula, terigu, nasi, dan pati (singkong, kentang, ubi, jagung, taloas). Pasalnya, di dalam tubuh, jenis makanan ini akan diproses 100% menjadi gula dalam waktu dua jam. Benar, manusia butuh gula untuk energi. Tapi kenaikan kadar gula darah akibat empat jenis makanan ini sangat cepat, mengakibatkan insulin melonjak untuk menekan kenaikannya. Bersama insulin, keluar pula hormon eicosanoid buruk. Akibatnya, pembuluh darah menyempit, darah kental, daya tahan buruk, tubuh ‘memelihara’ bakteri, jamur, kista, tumor, dan kanker, serta timbul nyeri.

Sebagai ganti nasi, ia meresepkan: satu ikat selada mentah atau dua cangkir brokoli setengah matang, 2 putih telur rebus, 2 tomat, 2 mentimun, setengah avokad, apel, atau pear. Dengan makanan ini, tak ada sisa gula yang tersimpan menjadi lemak. Kadar gula darah sebelum dan sesudah makan pun rata-rata sama. Dan, hormon eicosanoid buruk takkan keluar sehingga tak mengundang penyakit. ‘Menu’ ini perlu dilengkapi lauk-pauk yang diolah dengan berbagai cara, asal tidak ditumis atau digoreng.

“Kita makan sayur bukan hanya demi seratnya. Sayur mentah mengandung enzim dengan life force energy yang penting buat tubuh. Inilah pola makan asal yang sesuai fitrah manusia. Siapa bilang tidak makan nasi jadi lemas? Nenek moyang kita makan sayur dan buah tapi mereka kuat mendaki gunung danm berburu.”


Sakit adalah Introspeksi

Hal lain yang menarik dari dr. Tan adalah gelar M. Hum. Gelar itu didapat setelah ia mengambil pascasarjana filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, tahun lalu. Menurutnya, kuliah S2 filsafat membuatnya memahami manusia secara mendalam dan holistic. Ia juga jadi mengerti ‘dosa ilmu kedokteran’ tentang mekanisasi tubuh manusia.


“Akibat perkembangan ilmu kedokteran — terutama seteloah ditemukannya alat pacu dan cangkok jantung, tubuh manusia yang tadinya holistic lalu dipecah-pecah. Kalau kepala sakit yang diobati, ya kepala saja. Kita terlepas dari tubuh, emosi dan kecerdasan spiritual. Tubuh manusia hanya jadi seperangkat mesin. Kalau ada yang salah, kita pergi kebengkel. Dan, rumah sakitlah bengkel terbesarnya. Betul, badan manusia terlalu kompleks untuk dipegang satu ahli saja. Manusia boleh dipegang b eberapa ahli, asal mereka sama-sama sadar bahwa manusia diciptakan Tuhan. Masalahnya, dokter punya arogansi profesi. Seorang dokter biasanya susah dibilangin dan selalu merasa benar,” tuturnya lugas.


Dr. Tan juga menyanyangkan bila manusia zaman sekarang mati-matian melawan dan menolak sakit. Padahal, sakiat adalah jalan untuk lebih memahami bahwa manusia atak selamanya diposisi atas.


“Sakit adalah introspeksi. Ketika sakit, saya berhenti dan menoleh kebelakang. Apa yang ‘jalan’ dan ‘nggak jalan’ selama ini? Nah, menjadi sembuh adalah keberhasilan introspeksi dan menemukan cara untuk lebih maju lagi. Tapi bagaimana pasien bisa introspeksi bila tak dibimbing menemukan kesembuhannya dan hanya dininabobokan oleh obat? Dunia yang mati rasa dan tak mau mengalami sakit adalah dunia yang melarikan diri, mengingkari diri sendiri,” lanjutnya.


Menurut dr. Tan, kita memasuki era kebablasan mengonsumsi obat. Akhirnya, obat dijadikan demand. Setelah demand melambung tinggi, masyarakat digenjot untuk mendapatkan penghasilan lebih yang tak perlu demi obat. Lihatlah berapa banyak orang yang harus berusaha mati-matian demi kep-erluan berobat salah satu anggota keluarga.


Selalu Ingin Jadi Dokter

Dr. Tan Shot Yen lahir di Beijing, 17 September 1964 dan dibesarkan di Jakarta. Ia kuliah di Fakultas Kedokteran Universistas Tarumanegara dan lulus Profesi Kedokteran Negara FKUI pada tahun 1991. Sebagai siswi yang selalu mendapat nilai cemerlang dalam ilmu eksakta, menjadi dokter merupakan impiannya sejak dulu. Baginya, dibidang kedokteran, cara pikirnya yang eksakta bisa menemukan ‘kemanusiaannya’. Dalam diri pasien, ia menemukan benang merah antara fisik, emosi dan spiritual.

Ketika baru menjadi dokter, saya juga ngaco. Sekadar memberi obat pada pasien. Lama-lama saya pikir saya cuma perpanjangan pabrik obat,” kenangnya. Lalu ia pelan-pelan lebih menggunakan gaya hidup sehat. Perubahan ini dipicu oleh ayahnya, dr. Tan Tjiauw Liat, tokoh inspiratif yang membuatnya maju untuk melihat apa sebenarnya kebutuhan manusia.

Melihat begitu berapi-apinya dr. Tan saat memberikan p-encerahan gaya hidup pada pasien, siapapun mungkin akan b ertanya ‘apa tidak capek?’. “Lebih capek mana dibandingkan dokter yang ditunggangi perusahaan obat dan makanan? Saya mendapat energi bila melihat pasien sembuh. Mereka memegang kendali atas hidup mereka, tidak dibohongin dokter, dan tidak tergantung obat,” jawabnya.

Dr. Tan mengakui, sepak terjangnya kerap dipandang sebelah mata oleh koleganya. “Ada yang bilang saya idealis, bahkan mission impossible. Tapi saya yakin, dalam hati kecil mereka mengatakan bahwa perubahan gaya hiduplah jawabannya. Masalahnya, mereka sendiri tidak menjalani gaya hidup itu. Ini membuat saya sebal. Kalau mereka merasa tidak bisa menjalani gaya hidup sehat, jangan mengecilkan pasien dengan menganggap pasien juga takkan bisa. Pasien yang sudah parah dikasih obat apapun pasti mau. Apalagi Cuma disuruh Apalagi Cuma disuruh ganti nasi dengan sayur.”


Keluarga terpengaruh

Pola makan asal yang meniadakan gula, trigu, nasi, pati dan susu yang dijalani dr. Tan juga dilakukan oleh suami — Henry Remanleh — dan anak tunggalnya, Cilla. Menurut dr. Tan, mereka tidak menjalaninya karena terpaksa, tapi karena merasakan manfaatnya. “Putri saya 17 tahun, kadang terpengaruh pola makan temannya. Dia lalu mengeluh susah konsentrasi atau pencernaannya terganggu. Setelah itu dia back on track. Dia sudah meengonsumsi raw food sejak SMP atas pilihan sendiri. Anak itu mencontoh orang tuanya. Jangan harap anak makan dengan baik kalau Anda sendiri amburadul.”


Suaminya, Henry, adalah kinesiologis yang berkutat dengan masalah gerak dan pengaruhnya terhadap aspek kehidupan manusia. Henry juga instruktur brain gym. Ia berpraktek didtempat yang sama. Dr. Tan sangat menghargai pekerjaan suaminya karena memberdayakan masyarakat. “Brain gym terbukti bisa meningkatkan konsentrasi. Dengan pola makan sehat sejak kecil dan gerakan olahraga terstruktur, Anda tak perlu lagi minum obat,” katanyaa tegas.

Selain sibuk berpraktik dan menjadi pembicara talkshow, dr. Tan menjadi contributor untuk taboid dan majalah kesehatan. Selain itu, ia mengisi waktunya dengan membaca dan membuka jalur continuing medical education melalui internet. Karena itu, info dan data jurnal ilmiahnya selalu up to date — disamping buku-buku terbaru pemberian ayahnya.

Ia menjalani pilates, terkadang berenang, dan sesekali bermain piano. Kini ia sedang mengumpulkan kisah-kisah kamar paraktek untuk dijadikan tulisan imnspiratif agar para dokter memandang pasien lebih dari sekumpulan diagnosis.

Wah, sepertinya semangat dalam tubuh mungil ini seolah melonjak-lonjak dan tak pernah padam. Maju terus dr. Tan!

28 October 2012

Kakap Masak Manis-Asam




Bahan-bahan:
Ikan Kakap, Lombok merah, Lombok hijau, Tomat, Kecap, Bawang merah, Bawang putih, Garam, Gula pasir, Minyak babi.

Cara membuat:
Ikan kakap dicuci bersih dan dipotong-potong, lalu digoreng hingga kering. Lombok merah dan lombok hijau dibuang bijinya (isinya) dirajang serong, kemudian dicuci agar bersih betul, supaya tidak terlalu pedas. Tomat beberapa biji, dibuang juga isinya (bijinya) dan dipotong-potong.

Cara memasak:
Goreng dahulu bawang merah dan bawang putih hingga kuning dengan minyak babi, lalu masukkan lombok, tomat. Jika sudah laju, beri air, kecap, garam dan gula secukupnya. Masukkan ikannya jika sudah mendidih.

Ikan Tjoan-Tjoan


Bahan-bahan:
Ikan Pelak atau Belanak, Jahe, Taoco, Kecap, Bawang merah, Bawang putih, Cuka (sedikit), Minyak babi.

Cara membuat:
Ikan dibuang insangnya dan isi perutnya, dicuci bersih, lalu digoreng. Bawang merah, bawang putih diiris tipis-tipis. Jahe diiris halus.

Cara memasak:
Taruh minyak babi diwajan, goreng bawang merah, bawang putih dan jahe. Jika sudah kuning, baru masukkan taoco, kemudian kecap, cuka dan air. Aduk biar rata, kemudian masukkan ikannya, yang sudah digoreng. Jika sudah mendidih boleh diangkat.

26 October 2012

Hongbah



Bahan-bahan:
Babi samcian, Hioko (jamur Tionghoa), Peekak (1 biji), Cengkeh, Manisjangan, Kecap, Bawang merah, Bawang putih, Merica, Pala, Garam, Minyak Babi.

Cara membuat:
Babi samcian dipotong-potong persegi. Hioko direndam dahulu. Bawang merah dirajang, bawang putih digecak.

Cara memasak:
Taruh sedikit minyak babi di wajan, goreng dahulu babi itu, hingga kuning, lalu angkat. Bawang merah dan bawang putih dimasukkan, jika sudah kuning, masukkan babi, dan beri kecap. Kemudian beri air dan semua bahan-bahan dicampurkan sekali, kecuali jamurnya. Jamur dimasukkan belakangan saja, bila babinya sudah lunak betul.


Catatan:
Peekak = bunga Lawang = Star Anise
Manis Jangan = Kayumanis = Zimt (bhs. Jerman)


Peekak = Bunga Lawang = Star Anise











Manis Jangan = Kayu manis = Zimt (bhs. Jerman)


 



25 October 2012

Hwee Dwie Kee




Bahan-bahan:
Dada ayam, Ham, Daging babi, Daun prei, Champignon (jamur), Telur, Bawang merah, Bawang putih, Merica, Garam, Tepung sagu, Minyak babi.
Cara membuat:
Dada ayam dipotong lebar tipis-tipis. Ham dan daging babi dipotong kecil-kecil. Daun prei dipotong-potong, panjangnya kira-kira 3 cm. Champignon dikupas yang bersih (boleh juga pakai champignon dalam kaleng). Bawang timur dirajang kasar, bawang putih ditumbuk halus.
Cara memasak:
Dada ayam jika sudah dipotong lebar-lebar, dipulung satu per satu, dalamnya diberi sepotong ham, direndam dalam telur, lalu dibulatkan dengan tepung sagu (pati), kemudian digoreng. Jika sudah kering, boleh diangkat. Kemudian goreng bawang putih dan bawang timur dengan minyak babi. Jika sudah kuning, masukkan daging babi, merica, garam, bouillon atau air secukupnya. Jika sudah mendidih, baru  masukkan ayam, champignon, daun prei, untuk bikin kental sausnya diberi tepung sagu yang diencerkan sama air lebih dahulu.
Catatan:
Daun prei = daun bawang yang daunnya besar lebar pipih (bhs. Jerman : Lauch)

Daun prei = Daun bawang besar = Lauch (bhs. Jerman)
.

He Tjian




Bahan-bahan:
Udang basah, Daging babi, Kentang, Kecap, Minyak babi, Bawang merah, Bawang putih, Merica, Garam, Air jeruk nipis.

Cara membuat:
Udang dikupas dan dibelah dua. Daging babi dipotong tipis-tipis. Kentang dipotong bundar-bundar, kemudian digoreng. Bawang merah dirajang dan bawang putih ditumbuk.

Cara memasak:
Taruh di wajan sedikit minyak babi, goreng lebih dahulu bawang merah, bawang putih, lalu masukkan daging babi dan udangnya, beri sedikit air, kemudian beri kecap, air jeruk nipis, merica dan garam secukupnya, sesudahnya baru masukkan kentang goreng itu.

.

He Kioe




Bahan-bahan:
Udang basah, Tepung sagu (pati), Tepung terigu, Rebung yang sudah direbus, Daun bawang, Saus tomat, Bawang merah, Bawang putih, Telur, Merica, Garam, Gula sedikit, Minyak babi.

Cara membuat:
Udang basah dikupas kulitnya, jangan dibuang ekornya, dibelah dua (jangan sampai putus), beri merica dan garam. Tepung terigu, dan telur dicampur jadi satu sama air. Daun bawang dipotong-potong, bawang merah dirajang, bawang putih digecak. Rebung dipotong persegi, pinggirannya dikembang dan dipotong tipis-tipis.

Cara memasak:
Taruh minyak diwajan dan jika sudah panas, masukkan udang yang direndam lebih dahulu di adonan tepung dan digoreng sampai kering. Goreng bawang merah dan putih dengan minyak babi. Lalu beri sedikit kaldu atau air baisa, saus tomat, merica, garam dan gula pasir. Jika sudah mendidih, masukkan rebung, daun bawang dan udang goreng. Untuk dikentalkan, supaya diberi sedikit tepung sagu, yang sudah diencerkan lebih dahulu.

.

Haysom Cah




Bahan-bahan:
Haysom, Daging babi, Daging ayam, Udang basah, Daun wansui, Minyak babi, Bawang merah, Bawang putih, Kecap, Merica, Garam.

Cara membuat:
Haysom dibakar dan direndam dalam air, lalu dipotong-potong. Daging babi dan ayam dipotong lebar-lebar. Udang dikupas dan dibelah dua. Bawang merah sebagian ditumbuk sama bawang putih sebagian dirajang untuk bawang goreng.

Cara memasak:
Goreng lebih dahulu bawang merah dan bawang putih dengan minyak babi, lalu masukkan daging babi, ayam, udang, haysom. Beri kecap, merica, garam dan air secukupnya. Tutup sebentar dan rebus sampai matang. Taruh di piring, atasnya diberi daun wansui dan brambang goreng.

Catatan:

Haysom = teripang (See cucumber)

Haysom = Teripang = Sea cucumber
Haysom yang sudah direndam, bersih,
dijual di pasar Pecinan

Daun Wansui = Daun Ketumber = Cilantro


Dendeng Babi

Bahan-bahan:
Daging babi dengan lemaknya, Ketumbar, Bawang putih, Laos sedikit (Langkuas), Garam, Gula jawa, Asam sedikit.

Cara membuat:
Daging babi dipotong lebar-lebar dan tipis-tipis. Sesudahnya ditumbuk sampai lunak. Kemudian bumbu-bumbu tersebut diatas diulek sampai halus, kecuali asamnya, diencerkan lebih dahulu dengan sedikit air, baru dicampur sama bumbu-bumbu yang sudah halus. Lalu diaduk dengan daging babi. Ditutup sebentar supaya bumbu-bumbu meresap betul. Sekiranya sudah meresap, baru diangkat daging itu dan ditaruh diatas niru dan dijemur sampai kering.

.

Djanhie Cah

Bahan-bahan:
Ikan Kakap, Daging babi, Daging Ayam, Udang basah, Ikan pihi, Daun bawang, Bawang merah, Bawang putih, Bawang timur, Kecap, Merica, Garam, Tepung terigu, Minyak babi.

Cara membuat:
Ikan kakap dipotong tipis-tipis. Daging babi, samciannya juga dipotong tipis-tipis. Daging ayam dipotong kecil-kecil. Ikan pihi dipotong halus. Bawang merah dan bawang putih ditumbuh halus, bawang timur dipotong kecil-kecil.

Cara memasak:
Ikan kakap dicelup dalam tepung terigu yang sudah diberi air dan garam sedikit, lalu digoreng. Ambil wajan, taruh minyak babi, goreng bawang merah, bawang putih dan pihi sampai kuning, sesudahnya masukkanlah daging babi, ayam, udang dan aduk sampai rata. Kemudian masukkan ikan kakap itu, beri kecap, merica, garam, akhirnya masukkan bawang timur dan daun bawang.

---

Djong Kee

Bahan-bahan:
Daging babi, Daging ayam, Daun bawang, Buncis, Wortel, Telur, Bawang merah, Lada, Garam, Saus tomat, Gula, Minyak babi.
 
Cara Membuat:
Daging babi dan daging ayam dicacah hingga halus. Daun bawang dirajang. Buncis dipotong kecil-kecil. Wortel dipotong kecil persegi. Bawang merah dirajang tipis dan digoreng.

Cara Memasak:
Campur jadi satu daging cacah itu. Beri merica, garam, bawang goreng dan telur, aduklah hingga rata betul. Kemudian digulung, tengahnya diberi buncis dan wortel. Lalu dibungkus dengan daun pisang dan dikukus. Jika sudah matang, boleh dipotong-potong tebalnya kira-kira 1 cm. Makannya dengan saus yang terbikin dari : Minyak jika sudah panas, beri campuran saus tomat, air, garam, merica dan sedikit gula. Bila sudah mendidih, dikentalkan dengan sedikit sagu (pati) yang sudah dicairkan dahulu. Berilah sedikit daun bawang rajah dan bawang goreng.

.

13 March 2012

Dje Tja Kee



Bahan:
Dada ayam, daging babi, Kapri, Rebung, Sagu sedikit, Vetzin sejumput, Bawang Bombai, Bawang Putih, Merica, Garam, Minyak Babi.

Cara membuat:
Daging ayam dipotong tipis-tipis. Daging babi juga dipotong tipis-tipis. Kapri dibuang kedua belah ujungnya. Rebung dipotong tipis-tipis persegi dan dikembangi pinggirnya. Rebuslah sebentar. Bawang Bombai dirajang kasar (besar). Bawang putih digeprek. Sagu sedikit saja, diencerkan dengan air (untuk membikin kental).

Cara memasak:
Taruh sedikit minyak babi di wajan, goreng dulu bawang putih dan bawang bombai sebentar, lalu masukkan daging babi dan ayam. Berilah merica dan garam, aduk-aduklah hingga rata. Kemudian beri air, masukkan kapri, rebung dan supaya lebih enak, tambah vetzin sejumput saja. Jika sudah matang, sausnya dikentalkan dengan sedikit sagu yang sudah diencerkan.


08 August 2010

Dadar Kepiting

Bahan:
Kepiting yang ada telurnya, Udang basah, Daging Babi, Telur beberapa butir, Daun Bawang, Bawang Putih, Merica, Garam, Minyak Babi.

Cara Membuat:
Rebus kepiting hingga masak. Ambil daging dan telurnya. Udang basah dikupas kulitnya dan dicacah. Daging babi juga dicacah halus. Daun bawang dirajang halus. Bawang putih dihaluskan.

Cara Memasak:
Kepiting, udang, daging babi dicampur jadi satu. Masukkan rajangan daun bawang, beri bumbu merica, garam secukupnya. Aduk lagi hingga rata, kemudian masukkan telur beberapa butir. Putih telur jangan diaduk, supaya kalau didadar masih kelihatan putih-putihnya. Beri minyak babi di kuali, juka sudah panas, dadarlah adonan tadi sedikit demi sedikit.


Carbonade Goreng

Bahan:
Carbonade babi (Iga), Telur Ayam, Biskuit Marie, Air Jeruk Nipis, Minyak Babi, Manis Jangan (Kayumanis), Pala, Merica, Garam, Kecap.
 

Cara Membuat:
Campur jadi satu: Telur Ayam, Manis Jangan, Pala, Merica, Garam, Air Jeruk Nipis, Biskuit Marie, diaduk sampai rata betul dan direndam satu persatu Carbonade itu. Lalu digoreng dengan minyak babi.

Kuahnya:
Kecap, Pala, Manis Jangan, Merica, Garam dan Air Jeruk Nipis dimasak dengan sedikit air. Bila sudah masak mendidih, siramkan pada Carbonade itu.

31 October 2009

BAKUT MASAK SAYUR ASIN

Bahan:
Tulang Iga Babi (Bakut), Sayur Asin, Jahe, Minyak Babi, Bawang Putih, Merica, Garam.

Cara Membuat:
Tulang iga babi jika sudah dicuci, dipotong-potong dan direbus sampai empuk betul. Sayur asin dirajang kasar. Bawang putih dirajang tipis. Jahe digecak.

Cara Memasak:
Goreng bawang putih dan jahe dengan minyak babi, jika sudah kuning, masukkan dalam rebusan tulang iga babi. Beri merica, garam, kemudian masukkan sayur asinnya. Makannya dengan kecap lombok rawit.